Tidakpada setiap tempat ada kewajiban untuk menutup aurat bagi wanita. Hanya apabila seorang wanita berada di hadapan laki-laki ajnabi yang bukan mahramnya saja dia diwajibkan untuk menutup auratnya secara sempurna Sedangkan di hadapan wanita muslimah, atau di hadapan laki-laki yang masih mahramnya, wanita itu boleh menampakkkan sebagian auratnya.
Salahsatu perintah Allah terkait dengan mereka kaum perempuan adalah masalah menutup aurat, dengan salah satunya memakai jilbab, sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nur (24) ayat 31di atas. Namun jiwa manusia, menurut al-Qur'an diberikan dua potensi atau kecenderungan, yaitu potensi berbuat baik (taqwa) dan potensi berbuat buruk (fujur), sebagaimana firman Allah dalam surat asy-Syams (91) ayat 7-8:
Sedangsyarat-syarat jilbab yang benar di antaranya adalah: tidak tipis/transparan, tidak ketat sehingga nampak lelukan tubuhnya, dan tidak kecil sehingga bagian dada kemungkinan nampak dan tidak tertutupi.
6Hukum Tidak Memakai Jilbab Keluar Rumah Terlengkap; 8 Bahan Kerudung Pashmina Yang Mudah Dibentuk; 16 Kerudung Segiempat Terbaru - Kelebihan dan Kekurangannya; Hijab gaul juga biasanya tidak menutup dada sesuai syariat. Pakaian yang digunakan juga biasanya masih ketat atau transparan.
hukumperempuan muslim yang tidak pernah memakai jilbab Jilbab adalah bagian dari identitas seorang wanita muslim. Memakai jilbab bagi perempuan termasuk bagian dari perintah Allah swt untuk menutup aurat bagi kaum perempuan.Pemakaian jilbab menjadi polemik lagi di awal tahun 2021 dengan naiknya persoalan jilbab menjadi seragam di sebuah sekolah baik untuk muslim maupun bukan.
Samasekali bukan jilbab dalam pengertian umum yaitu kain penutup aurat kepala, rambut, leher dan dada, yang di Indonesia lazim disebut kerudung. Walhasil, hukum memakai model jilbab sebagaimana bangsa Arab tempo dulu tidak wajib. Sedangkan hukum menutup aurat, apapun model pakaiannya, adalah wajib bagi setiap muslimah. Wallahu a'lam.
Hukumanpertama yang akan didapatkan wanita tidak berjilbab adalah memiliki kepala seperti punuk onta yang berpunuk dua dan juga dipukul dengan cambuk seperti ekor sapi. Seorang wanita yang tidak memakai jilbab semasa hidupnya sudah dipastikan tidak akan masuk surga dan tidak mendapat bau surga.
DBp1V. Seorang Muslimah apabila kerudungnya tidak diulurkan ke dadanya, adalah tidak benar dan tidak boleh. Sebab cara tersebut menyimpang dari ketentuan al-Qur`an yang mewajibkan mengulurkan kerudung ke atas dada. Jadi, jika seorang muslimah tidak mengulurkan kerudungnya ke dada, tapi malah mengikatnya ke belakang mengelilingi leher atau memasukkannya ke dalam baju, berarti dia meninggalkan kewajiban dan berdosa. Meskipun dada mereka sudah tertutup oleh kain dari baju. Allah SWT berfirmanوَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ“Dan hendaklah mereka [perempuan beriman] menutupkan kain kerudung ke dadanya.” QS An-Nuur 31Dalam ayat tersebut, Allah SWT tidak berfirman “wal-yadhribna bi-khumurihinna” dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka lalu berhenti, sehingga seorang muslimah bebas memilih cara mengulurkan atau mengikat Allah SWT melanjutkan firman-Nya dengan tambahan “ala juyubihinna” ke atas dada mereka, sehingga bunyi lengkapnya adalah “wal-yadhribna bi-khumurihinna ala juyubihinna” Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada mereka.Maka dari itu, muslimah yang mengikuti trend mode busana saat ini, yakni tidak mengulurkan kerudung ke atas dada, seakan-akan telah memutus bacaan ayat sebelum ayat itu selesai maknanya dengan tafsir ayat “wal-yadhribna bi-khumurihinna ala juyubihinna”, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam mengatakan kata khumur adalah bentuk jamak dari khimaar, yang artinya adalah maa yughathha bihi ar-ra`su apa-apa yang digunakan untuk menutupi kepala.Ringkasnya, khumur adalah kerudung. Sedang juyuub adalah bentuk jamak jayb, yang artinya maudhi’ al-qath’i min al-dir’i wa al-qamish tempat yang dipotong/terbuka pada baju atau kemeja. Ringkasnya, jayb adalah kerah/lubang baju. Jadi, perintah untuk menutupkan/mengulurkan kerudung ke atas juyub, artinya adalah adalah perintah menutupkan kerudung ke atas kerah/lubang baju yaitu pada sekitar leher dan demikian, ayat yang mulia di atas paling tidak menunjukkan dua hal, yaitu Pertama, bahwa leher dan dada adalah aurat wanita yang wajib ditutupiKedua, bahwa wajib hukumnya menutupkan/mengulurkan kain kerudung ke atas leher dan dada. Jadi, kerudung tidak hanya berfungsi menutupi kepala, namun sekaligus juga menutupi leher dan dada sini jelaslah, trend mode busana muslimah yang marak saat ini, yakni kerudung hanya difungsikan untuk menutup kepala, lalu diikat ke belakang atau dimasukkan ke dalam baju, serta tidak diulurkan menutup dada, adalah trend yang batil karena bertentangan dengan al-Qur`an. Kaum muslimah berdosa jika mengikuti cara berkerudung seperti itu, sebab mereka telah meninggalkan kewajiban, yakni menutupkan kerudung hingga menutupi dada al-Ijtima’i fi al-Islam Karya Taqiyuddin an-NabhaniAl-Iklil fi Istinbath at-Tanzil Karya Imam Suyuthi
Home Fashion Anisalestari Beautynesia Minggu, 14 Jul 2019 1000 WIB Menutup aurat bagi seorang muslimah merupakan sebuah kewajiban. Ada aturan-aturan yang harus dipatuhi. Meski saat ini perkembangan fashion muslim berkembang pesat dengan variasinya, ada aturan-aturan di mana wanita muslimah harus mematuhi. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan dalam mengenakannya. Apa sajakah itu?Hijab Tidak Menutup DadaSalah satu aturan saat mengenakan hijab ialah menutup dada. Namun saat ini tak sedikit orang yang mengenakan hijab dengan melilitkannya ke leher sehingga bagian dada dibiarkan terlihat begitu saja, sehingga secara tidak langsung bentuk dada masih terlihat. Maka dari itu julurkan jilbab pashmina maupun segitiga agar dada dapat tertutup atau kenakanlah hijab yang syar'i sehingga bagian dada tertutup. Foto Istimewa TurbanSaat ini pemakaian turban bagi para muslimah memang sudah menjadi tren. Mereka menyiasati bagian leher agar tidak terlihat dengan pemakaian ciput ninja bahkan ditambahkan aksesoris, seperti anting untuk membuat penampilannya terlihat lebih fashionable. Meski terlihat modis namun penggunaan turban menyalahi aturan penggunaan hijab. Dimana seharusnya hijab dapat menutupi bagian leher yang menjadi bagian dari aurat dan menutup dada sudah dikesampingkan. Foto Istimewa Jilbab TransparanSaat ini banyak sekali pilihan hijab yang ada, namun sayangnya masih banyak para muslimah yang mengenakan hijab berbahan tipis dan menerawang. Padahal esensi dari berhijab adalah menutup. Maka apabila mengenakan hijab yang dikenakan masih menerawang maka aturan dalam berhijab tidak terpenuhi. Untuk itu, lipatlah hijab segiempat menjadi segitiga agar tidak terlalu menerawang dan jangan lupa untuk menggunakan inner agar rambut benar-benar tidak terlihat. Foto Istimewa Rambut Yang Masih TerlihatSaat ini masih banyak muslimah yang mengenakan hijab dengan model rambut bagian atas terlihat sedikit, dan dianggap sebagai tren fashion hijab kekinian. Meski sedikit, namun rambut merupakan aurat yang tidak boleh terlihat sama sekali. Untuk itu apabila memakai hijab tetapi rambut masih kelihatan, hijab tersebut bukan berfungsi menutup aurat melainkan hanya aksesoris saja, tentu saja hal ini sudah melenceng dari aturan agama. Foto Istimewa Pakaian KetatMemilih pakaian menjadi salah satu bagian penting dalam berhijab. Ada aturan-aturan yang perlu dipatuhi, yaitu tidak boleh mengenakan pakaian yang ketat dan menerawang. Dengan perkembangan fashion hijab saat ini masih banyak yang belum memenuhi kaidah-kaidah tersebut. Sehingga banyak para muslimah yang mengenakan pakaian ketat bahkan sampai membentuk lekuk tubuh dengan alasan mengikuti tren. Padahal pakaian longgar dan tidak menerawang merupakan keharusan bagi muslimah saat berhijab. Foto Istimewa Tidak salah apabila ingin mengikuti fashion maupun tren saat berhijab. Namun jangan sampai menyalahi aturan yang sudah ditetapkan oleh agama. Maka dari itu apabila kesalahan-kesalahan ini masih dilakukan cobalah untuk diperbaiki secara perlahan-lahan.kik/kik Komentar Belum ada yang pertama memberikan komentar. RELATED ARTICLE
Muhammadiyah IMEDIACYBER Jilbab berasal dari kata jalbaba yang berarti memakai baju kurung. Para ulama berbeda pendapat mengenai arti jilbab. Sebagian ulama mengartikannya baju kurung, sedangkan ulama lainnya mengartikannya baju wanita yang longgar yang dapat menutupi kepala dan dada. Al-Asy’ariy berpendapat bahwa jilbab ialah baju yang dapat menutupi seluruh badan. Ulama lainnya berpendapat, bahwa jilbab ialah kerudung wanita yang dapat menutupi kepala, dada, punggung Ibnu Manzur, Lisân al-Arab, entri. jalaba. Adapun menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah al-Qasimiy, XIII 4908. Sedangkan menurut al-Qurtubiy, jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan al-Qurtubiy, VI 5325. Dari penjelasan tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa jilbab mempunyai dua pengertian pertama, jilbab ialah kerudung yang dapat menutup kepala, dada dan punggung yang biasa dipakai oleh kaum wanita; kedua, jilbab ialah semacam baju kurung yang dapat menutup seluruh tubuh, yang biasa dipakai kaum wanita. Jika kedua pengertian tersebut digabungkan, maka yang dimaksud dengan jilbab ialah pakaian wanita yang terdiri dari kerudung dan baju kurung yang dapat menutup seluruh auratnya, atau dengan pengertian lain, jilbab adalah pakaian perempuan muslimah yang menutupi aurat; yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, yang terdiri dari kerudung dan sejenis baju kurung. Oleh karena itu perlu diluruskan pandangan kita selama ini di Indonesia, yang cenderung mempersempit makna jilbab menjadi hanya sekedar penutup kepala saja. Dari sini juga disimpulkan, bahwa wanita muslimah jika sudah menginjak dewasa tidak diperbolehkan memperlihatkan auratnya, selain kepada 13 kelompok orang sebagaimana tersebut dalam surat an-Nur 24 31. Sedang syarat-syarat jilbab yang benar di antaranya adalah tidak tipis/transparan, tidak ketat sehingga nampak lelukan tubuhnya, dan tidak kecil sehingga bagian dada kemungkinan nampak dan tidak tertutupi. Oleh sebab itu, jika ada instansi yang menyediakan seragam bagi perempuan berupa jilbab yang transparan dan tidak menutup dada, berarti telah memberlakukan hal yang belum sesuai dengan ketentuan di atas. Bagi seorang perempuan yang bekerja di instansi tersebut, seyogyanya dapat memodifikasi jilbab atau kerudungnya sehingga tidak lagi tampak transparan. Majelis Tarjih menyarankan agar saudara atau orang yang bekerja di instansi tersebut dapat menyampaikan kepada pimpinan instansi tentang hukum atau cara menutup aurat yang benar berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. [Muhammadiyah/ary] Post Views 83 Related postsAa Gym Ini Dia Ciri Orang yang SombongUstadz Wijayanto Baiti JannatiAa Gym Di Setiap Cobaan Terdapat HikmahUstadz Wijayanto Rezeki Setiap Orang Tidak Akan TertukarAa Gym Jangan Takut dalam Menjalani Hidup IniAa Gym Jadilah Pribadi yang Sabar dan Tawakkal
Pertanyaan Dari Happy Nurhidayat, melalui e-mail disidangkan pada hari Jum’at, 15 Jumadilakhir 1434 H / 26 April 2013 Pertanyaan Assalamu alaikum w. w. Bagaimana hukum dan cara mensikapi kebijakan pimpinan/ instansi tentang seragam instansi Jilbab yang transparan dan tidak besar menutup dada Menggunakan celana bagi wanita Berolah raga tetapi menggunakan pakaian yang tidak tertutup aurotnya misal sepak bola. Wassalamu alaikum w. w. Jawaban Wa alaikum-salam w. w. Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan. Semoga jawaban yang kami sajikan dapat memberikan solusi untuk permasalahan yang tengah dihadapi. Untuk menjawab pertanyaan pertama, yakni tentang jilbab yang tidak besar dan tidak menutup dada, kami akan menjelaskan bagaimana seharusnya muslimah berbusana dan menutup aurat. Tentang masalah jilbab, baik dari segi hukumnya, sifat, batasan, disertai contoh visualnya, sebenarnya telah beberapa kali dimuat dalam rubrik Tanya Jawab Agama Majalah Suara Muhammadiyah, di antaranya pada No. 18 dan 19 tahun 2003, No. 22 tahun 2010 dan No. 5 tahun 2011. Intisari dari jawaban-jawaban tersebut akan kami ringkaskan di sini. Jilbab, berasal dari kata jalbaba yang berarti memakai baju kurung. Para ulama berbeda pendapat mengenai arti jilbab. Sebagian ulama mengartikannya baju kurung, sedangkan ulama lainnya mengartikannya baju wanita yang longgar yang dapat menutupi kepala dan dada. Al-Asy’ariy berpendapat bahwa jilbab ialah baju yang dapat menutupi seluruh badan. Ulama lainnya berpendapat, bahwa jilbab ialah kerudung wanita yang dapat menutupi kepala, dada, punggung Ibnu Manzur, Lisân al-Arab, entri. jalaba. Adapun menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah al-Qasimiy, XIII 4908. Sedangkan menurut al-Qurtubiy, jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan al-Qurtubiy, VI 5325. Dari penjelasan tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa jilbab mempunyai dua pengertian Jilbab ialah kerudung yang dapat menutup kepala, dada dan punggung yang biasa dipakai oleh kaum wanita. Jilbab ialah semacam baju kurung yang dapat menutup seluruh tubuh, yang biasa dipakai kaum wanita. Jika kedua pengertian tersebut digabungkan, maka yang dimaksud dengan jilbab ialah pakaian wanita yang terdiri dari kerudung dan baju kurung yang dapat menutup seluruh auratnya, atau dengan pengertian lain, jilbab adalah pakaian perempuan muslimah yang menutupi aurat; yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, yang terdiri dari kerudung dan sejenis baju kurung. Oleh karena itu perlu diluruskan pandangan kita selama ini di Indonesia, yang cenderung mempersempit makna jilbab menjadi hanya sekedar penutup kepala saja. Dari sini juga disimpulkan, bahwa wanita muslimah jika sudah menginjak dewasa tidak diperbolehkan memperlihatkan auratnya, selain kepada 13 kelompok orang sebagaimana tersebut dalam surat an-Nur 24 31. Sedang syarat-syarat jilbab yang benar di antaranya adalah tidak tipis/transparan, tidak ketat sehingga nampak lelukan tubuhnya, dan tidak kecil sehingga bagian dada kemungkinan nampak dan tidak tertutupi. Oleh sebab itu, jika ada instansi yang menyediakan seragam bagi perempuan berupa jilbab yang transparan dan tidak menutup dada, berarti telah memberlakukan hal yang belum sesuai dengan ketentuan di atas. Bagi seorang perempuan yang bekerja di instansi tersebut, seyogyanya dapat memodifikasi jilbab atau kerudungnya sehingga tidak lagi tampak transparan. Kami menyarankan agar saudara atau orang yang bekerja di instansi tersebut dapat menyampaikan kepada pimpinan instansi tentang hukum atau cara menutup aurat yang benar berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Mengenai hukum memakai celana bagi wanita, kami tidak menemukan teks yang melarang perempuan memakai celana. Dalam persoalan keduniaan atau muamalah, hukum asal segala sesuatu adalah mubah, selama tidak bertentangan dengan syari’ah al-Quran dan as-Sunnah. Kaidah ushul fiqh mengatakan الأَصْلُ فِي اْلمُعَامَلاتِ الإِبَاحَةُ، بِحَيْثُ لاَ تُخَالِفُ اْلمُعَامَلَةِ نَصًّا أَوْ قَاعِدَةً كُلِّيَّةً. Artinya “Asal hukum dalam muamalah adalah boleh, selama muamalah tersebut tidak menyalahi nash atau kaidah umum.” Maksudnya adalah, bahwa dalam hal yang tidak berhubungan dengan ibadah, semuanya dibolehkan, yang tidak dibolehkan adalah yang ada nash pelarangannya secara jelas atau yang menyalahi aturan syari’ah secara umum. Sebagai contoh memeras anggur pada asalnya adalah boleh, asalkan tidak untuk dijadikan khamr. Begitu juga dengan memakai celana, asalkan tidak menyalahi aturan menutup aurat yang sudah kami sebutkan di atas, seperti tidak tipis, tidak transparan, tidak ketat, tidak menampakkan lekuk tubuh, maka hukumnya boleh. Selanjutnya, untuk menjawab pertanyaan tentang berolahraga tanpa menutup aurat, maka kami sampaikan fatwa sebelumnya tentang batasan aurat laki-laki maupun perempuan sebagai berikut Aurat laki-laki terhadap laki-laki Menurut jumhur ulama, aurat laki-laki terhadap laki ialah antara pusat perut hingga lutut, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jurhud al-Aslamiy, ia berkata Rasulullah saw duduk di antara kita dan paha saya terbuka, kemudian beliau bersabda أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ اْلفخذَ عَوْرَةٌ Artinya “Ketahuilah bahwa paha adalah aurat.” [ditahrijkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmiziy, dari Jurhud al-Aslamiy] Aurat perempuan terhadap perempuan Jumhur ulama berpendapat bahwa aurat perempuan terhadap perempuan adalah sama dengan aurat laki-laki terhadap laki-laki. Aurat laki-laki terhadap perempuan Jumhur ulama berpendapat bahwa aurat laki-laki terhadap perempuan adalah dari pusat perut hingga lutut, baik terhadap mahram maupun bukan mahram. as-Sabuniy, 1971, II153 Aurat perempuan terhadap laki-laki Para ulama berbeda pendapat tentang aurat perempuan terhadap laki-laki, dan di antara pendapat-pendapat tersebut Majelis Tarjih menetapkan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat bagi laki-laki yang bukan mahramnya, kecuali muka dan pergelangan tangan “kaff”. Sebagaimana dijelaskan pada jawaban pertama di atas. Tidak terdapat nash yang menunjukkan pengecualian bagi ketentuan di atas, sehingga ketentuan di atas berlaku kapan saja dan di mana saja, sekalipun ketika berolahraga. Apabila tidak menutup aurat itu merupakan kebijakan dari instansi tempat saudara bekerja, maka sedapat mungkin saudara menolak dan tidak perlu mematuhinya sebagaimana tersirat dalam hadis berikut عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لاَ طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ. [رواه أبو داود] Artinya “Diriwayatkan dari Ali ra., bahwa Rasulullah saw. Bersabda Tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah. Ketaatan hanya pada perkara yang baik’.” [HR. Abu Dawud] Tentu saja, cara menolak dan tidak mematuhi aturan sebuah instansi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam harus dengan baik pula, sehingga tidak menimbulkan akibat yang negatif. Kami menyarankan agar setiap orang yang mendapati instansi tempatnya bekerja menerapkan sesuatu yang belum sesuai dengan syariah, khususnya tentang busana muslimah ini, agar menyampaikan informasi ini dan mengajak pimpinan instansi untuk menerapkannya. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mengajak kepada kebaikan dengan diskusi yang paling baik. ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ. النحل، 16 125 Artinya “Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [QS. an-Nahl 16 125] Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat. Wallahu alam bish-shawab.
Home » Islam Penulis Cheryl mikayla Ditayangkan 03 Jan 2018 Gambar ilustrasi wanita berhijab gambar pediaAkhir-akhir ini banyak sekali kita jumpai kaum Muslimah, baik remaja maupun dewasa mengenakan pakaian Muslimah dengan berbagai warna, corak dan model. Jika kita cermati, tidak semua kaum Muslim memiliki pandangan yang jelas tentang pakaian Muslimah. Faktanya, banyak wanita yang mengenakan kerudung hanya menutupi rambut dan kepala saja sebatas leher. Ada juga yang berkerudung tetapi tetap memakai busana yang ketat, misalnya, sehingga lekuk tubuhnya tampak. Yang lebih menyedihkan adalah ada sebagian kalangan yang masih ragu terhadap wajibnya berjilbab dalam Islam bagi Muslimah dalam kamus Lisan Al-Arab dan Al-Mishbah Al-Munir, kata Hijab merupakan bentuk mashdar dari hajaba’, yang berarti penghalang atau pembatas’ atau penutup’. Kata hijab memilki arti yang lebih luas, yaitu terkait suatu benda yang menghalangi. Makanya di dalam QS Al-ahzab ayat 58 memerintahkan kepada para sahabat Nabi saw, jika mereka meminta suatu barang pada para istri Nabi saw untuk memintanya dari balik hijab. Jadi hijab berarti umum, bisa berupa tirai pembatas dan lain kita berada di dalam masjid kita kerap menjumpai pembatas yang berbentuk papan kayu yang disusun, atau terkadang menggunakan kain seperti korden untuk membatasi jamaah perempuan dan laki-laki. Nah, itu bisa kita sebut sebagai itu, Syekh Al-Albani mengatakan, “Setiap jilbab adalah hijab dan tidak semua hijab itu jilbab.”Untuk kaum Muslimah, Allah telah mengatur masalah menutup aurat ini Al-Quran surat an-Nur ayat 31 “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” QS an-Nur [24] 31Yang biasa tampak padanya mengandung pengertian wajah dan kedua telapak tangan. Hal ini dapat dipahami dari beberapa hadits Rasulullah, “Sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig mengalami haid, tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini seraya menunjuk muka dan telapak tangannya.” HR Abu DawudJelaslah bahwa seorang Muslimah wajib untuk menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Artinya, selain wajah dan telapak tangan tidak boleh terlihat oleh laki-laki yang bukan mahram-nya. Allah berfirman “Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung khimâr ke dada-dada mereka.” QS an-Nur [24] 31Lalu bagaimana dengan muslimah yang belum menutup hijabnya hingga ke dada?Gambar ilustrasi jilboob lakakoMenangapi fenomena tersebut, sosok Fatin Shidqia Lubis ikut bersuara. Remaja yang juga mengenakan hijab dalam kesehariannya ini menyayangkan adanya fenomena tersebut. Namun Fatin ogah menyalahkan para wanita yang dicap jilboobs ini. Alasannya, perempuan yang menggunakan kerudung merupakan bagian dari proses untuk menutup auratnya. “Ambil positifnya aja kalau aku sih, karena mereka udah pakai jilbab. Aku nilainya udah 50 persen lah mereka menutup aurat,” ungkap Fatin kepada JPNN saat ditemui di Sony Music, Jakarta, Rabu 13/8.Bisa jadi menurut Fatin, mereka yang bergaya jilboobs belum banyak pengetahuan soal menggunakan hijab yang baik. Karenanya, ia juga berharap suatu saat mereka dapat mendapatkan patokan gaya berhijab yang baik dan benar. “Sebenernya mereka udah memenuhi, untuk pakai jilbab, mungkin lebih pada nggak tahu aja atau masih banyak ngikutin trend. Aku sih mikirnya dia kurang pengetahuan soal menggunakan hijab yang benar,” SAW bersabda,“Barangsiapa memberi contoh yang baik sunnah hasanah, maka baginya pahala kebaikannya dan pahala orang-orang yang mengikutinya. Dan barangsiapa memberi contoh yang buruk sunnah sayyi`ah, maka baginya dosa keburukannya dan dosa orang-orang yang mengikutinya” HR Bukhari dan MuslimBagi yang belum berhijab, apalah arti cantik di mata manusia tapi tak cantik di mata Allah? Dan yang sudah berhijab, yuk terus belajar untuk memperbaiki cara berhijab dan memperbaiki akhlak kita. Semoga membawa manfaat. islam wanita
hukum memakai jilbab tidak menutup dada